Archive for 2015
Pemuda Hari Ini, Pemimpin Yang Akan Datang
Bismillahirrahmaanirrahiim.
Senin, 30 November 2015, Fokus (Forum
Diskusi) yang diselenggarakan oleh TAnK MIPA mengambil tema “Pemuda Hari Ini, Pemimpin
Yang Akan Datang” dengan 3 pembicara, yaitu Muhammad Faik S. (Komandan TAnK
MIPA 2015), Fajar Yulianto (Komandan TAnK 2014), dan Faisal Azhar (Koordinator
TAnK MIPA 2013).
Berbicara terkait pemuda, muncul
pertanyaan “bagaimana kondisi pemuda hari
ini?”. Secara biologis, pemuda adalah seseorang yang berusia 17-30 tahun. Namun
pemuda yang dimaksud bukan
berdasarkan usia, terbukti ketika Soekarno menjadi presiden Indonesia, ketika
itu beliau berusia 44 tahun. Secara usia, beliau sudah tidak muda lagi, namun
semangat dalam dirinya tidaklah menua layaknya usianya, semangatnya tetap
mengobar layaknya pemuda. Sayangnya hal tersebutlah yang kini hilang dalam diri
pemuda Indonesia. Degradasi moral merambat ke seluruh pemuda Indonesia.
Pemimpin
yang akan datang. Karakter yang ideal seperti apa yang
harus dimiliki seorang pemimpin ?
Karakter pemimpin yang ideal adalah
karakter yang dimiliki oleh Rasulullah SAW yaitu Sidik (Jujur), Amanah (Dapat
di Percaya), Tabligh (Menyampaikan), Fathonah (Cerdas).
Setelah membahas pemuda dan pemimpin,
muncullah pertanyaan “layakkah pemuda
saat ini untuk menjadi pemimpin dimasa depan ?”
Jika tidak melayakkan diri dari
sekarang, tidak akan ada pemimpin yang layak.
“cari bibit-bibit kebenaran. Cari
dengan ilmu, sirami dengan doa”
PKMF-MIPA 2 : Negosiasi "Membenahi Indonesia Tanpa Adanya Pertumpahan Darah dan Konflik"
Bogor (30/5) – Peserta PKMF-MIPA
mengikuti rangkaian acara PKMF-MIPA 2 yaitu materi yang bertema “Negosiasi” yang dibawakan oleh ka Irvandi
(Wakil Ketua BEM UNJ 2015/16).
Negosiasi adalah proses tawar menawar dalam
bentuk komunikasi hingga tercapaikan kesepakan diantara kedua belah pihak. Tujuan
dari negosiasi ini adalah untuk mencapai kesepakatan bersama. Dengan bernegosiasi
maka tidak aka nada pihak yang dirugikan, karena tujuannya untuk menguntungkan
kedua belah pihak. Ada beberapa level dalam kondisi bernegosiasi. Pertama, top
level yaitu kondisi dimana posisi kita berada diatas lawan, kemungkinan untuk
memenangkan negosiasi sangat besar. Kedua, equivalen yaitu kondisi dimana
posisi kita dengan lawan setara, tidak ada posisi yang diuntungkan dari kedua
belah pihak. Ketiga, grassroot level yaitu dimana kondisi dimana posisi kita
berada dibawah lawan, oleh karena itu lawan bisa saja mengalahkan kita dalam
proses bernegosiasi. Namun ada satu trik untuk memenangkan proses negosiasi ini
yaitu :
“Anggaplah
kita setara dengan lawan ketika bernegosiasi”
Syarat untuk
bernegosiasi yaitu terpercaya, percaya diri, menguasai substansi materi dan
menguasai teknik komunikasi. Adapun yang perlu dipersiapkan dalam bernegosiasi
yaitu mental, perencanaan, pemahaman terhadap tujuan, daya tahan emosi dan
penampilan.
Teknik negosiasi
sangatlah penting untuk dikuasai oleh mahasiswa. Selain untuk kegiatan kuliah,
aktivis mahasiswa juga perlu menguasai untuk bernegosiasi dengan pihak-pihak
tertentu ketika melakukan aksi. Karena dengan bernegosiasi kita dapat membawa
Indonesia ka arah yang lebih baik tanpa adanya pertumpahan darah dan konflik.
#PKMFMIPA2015_Taofik Hidayat_Matematika_Kelompok 5
#PKMFMenginspirasi
PKMF-MIPA 2
Jakarta
(29/5) – Peserta PKMF-MIPA melaksanakan rangkaian acara yaitu PKMF-MIPA 2.
PKMF-MIPA 2 ini dilaksanakan di vila Maria Sonak, Cisarua – Bogor. Pukul 16.00
peserta sudah diperbolehkan berangkat dari kampus menuju lokasi PKMF-MIPA 2,
namun karena ada beberapa peserta yang masih melaksanakan kuliah, maka peserta
baru berangkat pukul 18.30. Sebelum berangkat, peserta dipersilahkan untuk
makan terlebih dahulu kemudian melanjutkan perjalanan menuju lokasi dengan rute
yang telah diberikan oleh panitia. Beberapa peserta beserta kelompoknya
berangkat dengan kereta, dan ada pula yang berangkat dengan bus. Karena lokasi
yang lumayan jauh, peserta baru sampai lokasi sekitar pukul 22.30. Setelah tiba
dilokasi PKMF-MIPA 2, peserta melakukan presensi dan mengumpulkan barang bawaan
yang ditugaskan oleh panitia kemudian dilanjutkan dengan istirahat.
Sabtu
(30/5) pukul 03.00, peserta dibangunkan untuk melaksanakan Shalat malam yang
dilanjutkan dengan qultum dari beberapa peserta hingga waktu subuh tiba. Setelah
Shalat subuh, peserta dipersilahkan untuk membersihkan diri dilanjutkan dengan
mentoring organisasi, Shalat dhuha dan senam pagi. Setelah senam pagi, pantia
menyediakan sarapan pagi untuk peserta. Kegiatan dilanjutkan dengan presentasi
hasil wawancara PKMF-MIPA kepada sumber-sumber yang telah ditentukan
sebelumnya. Waktu menunjukan pukul 12.00, dan peserta dipesilahkan untuk
menunaikan ibadah Shalat dzuhur, dilanjutkan dengan makan siang. Pukul 13.00,
peserta mengikuti rankaian acara selanjutnya yaitu materi yang dibawakan oleh
ka Irvandi. Materi yang dibawakan bertema “Negosiasi”.
Tidak hanya materi yang diberikan, namun peserta dituntut untuk mampu
bernegosiasi dengan warga sekitar lokasi. Setiap kelompok telah ditentukan
sasaran usia warga yang akan dijadikan target negosiasi. Mulai dari anak-anak,
remaja hingga dewasa atau orang tua. Benda yang didapatkan dari proses
negosiasi tersebut pun beragam, mulai dari kardus bekas hingga spatula. Kegiatan
negosiasi ini berakhir pukul 15.00, kemudian peserta melajutkan rangkaian
kegiatan yaitu presentasi hasil wawancara kelompok yang sebelumnya belum sempat
mempresentasikannya. Peserta kemudian dipersilahkan untuk membersihkan diri dan
melaksanakan ibadah Sholat magrib dan dilanjutkan dengan materi yang kembali
dibawakan oleh ka Pradipta, kali ini materi yang diberikan bertema “Pergerakan Mahasiswa”. Materi yang
dibawakan cukup membuat peserta terbakar semangatnya untuk bergerak. Setelah materi
berakhir, peserta makan malam lalu mempersiapkan hasil PKM (Program Kreatifitas
Mahasiswa) dalam kegiatan “Pekan Ilmiah”.
Kemudian peserta dipersilahkan istirahat.
Minggu
(31/5) pukul 01.00, peserta dibangunkan untuk melaksanakan Shalat malam. Kemudian
peserta dikumpukan di lapangan untuk melaksanakn outbond. Outbond yang
dilaksanakan cukup seru karena tidak seperti biasanya, outbond ini dilakukan
pada waktu dini hari. Outbond berakhir sekitar pukul 04.00, kemudian peserta
dipersilahkan untuk membersihkan diri dan persiapan Shalat subuh. Pukul 06.00,
panitia menyediakan sarapan untuk peserta kemudian dilanjtukan dengan materi
yang bertema “Manajemen Aksi” yang
kembali dibawakan oleh ka Pradipta pada pukul 07.00. Materi ini memberikan
pelajaran kepada peserta terkait aksi, diantaranya perangkat aksi yang
diperlukan dan lainnya. Setelah materi diberikan, kuemudian peserta
dipersilahkan untuk mempersiapkan apa saja yang diperlukan untuk aksi yang
telah disampaikan dalam materi untuk melakukan simulasi aksi. Antusias peserta PKMF-MIPA
dalam kegiatan simulasi aksi ini sangatlah tinggi. Terbukti dengan terlihatnya
semangat peserta yang menggebu-gebu. Sebelum melaksanakan simulasi aksi,
peserta terlebih dahulu melakukan briefing dan pencerdasan terkait isu yang
diangkat untuk simulasi aksi. Kemudian peserta berkumpul di halaman belakan
membentuk formasi aksi dimana aksi tersebut dikoordinasi oleh salah satu
peserta PKMF-MIPA. Panitia bertugas menjadi polisi dan pihak-pihak yang terkait
dalam kegiatan aksi seperti pemerintah, provokasi, dan lainnya. Simulasi aksi
ini dibagi menjadi dua sesi yang sama-sama berakhir dengan bentrok antara
mahasiswa dengan polisi bahkan ada satu peserta yang shok dan hamper pingsan
karena bentrok. Kondisi ini telah direncanakan sebelumnya oleh panitia agar
peserta tahu kondisi terburuk dalam aksi. Simuliasi aksi diakhiri dengan
evaluasi. Pukul 11.00, peserta diperintahkan untuk mempersiapkan kegiatan
Praktek Kerja Nyata (PKN). PKN ini ditujukan kepada warga sekitar lokasi
PKMF-MIPA 2. Pukul 13.00 peserta mulai bergerak untuk melaksnakan PKN, mulai
dari agitasi warga, mempersiapkan perlengkapan yang diperlukan dan lain-lain. Pukul
13.20, warga mulai berdatangan ke lokasi untuk mengikuti PKN yang diadakan oleh
peserta PKMF-MIPA. Kegiatan ini dibagi menjadi 2. Pertama adalah karena
kesadaran warga akan bahaya membuang sampah sembarangan maka peserta PKMF-MIPA
membuat suatu permaianan untuk anak-anak yang tujuannya untuk mengingatkan
mereka akan bahaya membuang sampah sembarangan. Kedua adalah karena kurangnya
minat remaja untuk bersekolah membuat mayoritas remaja lebih memilih untuk
menikah daripada melanjutkan sekolah, oleh karena itu peserta PKMF-MIPA
ngadakan seminar motivasi untuk memotivasi remaja dan orang tua agar mereka
tahu akan pentingnya pendidikan. Kegiatan yang diluar perkiraan sebelumnya, karena
sebelumnya warga yang datang tidak banyak namun nyatanya antusias warga dengan
kegiatan ini sangatlah tinngi terbukti dengan membludaknya warga yang datang
untuk mengikuti kegiatan ini. Kegiatan ini diakhiri dengan evaluasi dan makan. Pukul
16.00 peserta dipersilakan untuk membereskan barang bawaan karena kegiatan
PKMF-MIPA 2 sudah berakhir. Peserta dikumpulkan di lapangan untuk persiapan
pulang. Sebelum pulang, panitia mengumumkan pemenang pembuatan PKM kemudian
dilanjutkan dengan foto bersama. Pukul 16.30 peserta pulang dengan kendaraan
yang telah disediakan oleh panitia. Pukul 19.00 peserta tiba di kampus dan
pulang ke rumah masing-masing.
Semoga
dengan adanya kegiatan ini, mampu menyadarkan mahasiswa akan fungsinya yang
tidak hanya untuk mengejar akademik. Semoga kegiatan ini mampu menciptakan
calon-calon pemimpin yang totalitas untuk masa depan bangsa.
Hidup
Mahasiswa !
Hidup
Rakyat Indonesia !
#PKMFMIPA2015_Taofik Hidayat_Matematika_Kelompok 5
#PKMFMenginspirasi
PKMF-MIPA 1 : Pendidikan Konteporer “Apa Kabar Pendidikan Indonesia ?”
Jakarta
- Sabtu (23/5), Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam 1 (PKMF-MIPA 1) dilaksanakan di ruang 3.6-3.7 gedung FMIPA,
kampus timur UNJ. Acara yang dipandu oleh ka Zidni dibuka dengan bacaan basmallah yang kemudian dilanjutkan
tilawah dari salah satu peserta PKMF-MIPA yaitu Muzakki Tamami (matematika 2014).
Sebelum memasuki acara utama yaitu penyampaian materi, peserta terleih dahulu
ditanya mengenai alas an mengapa mengikuti PKMF-MIPA.
Masuk
ke acara utama, materi kali ini disampaikan oleh ka Ferly Ferdiyant, S.E.
Materi kali ini bertemakan “Pendidikan Konteporer”. Pendidikan merupakan
karakter dan moralitas suatu bangsa, dari Pendidikan kita tahu kualitas Sumber
Daya Manusia sebuah Negara, dan dari Pendidikan pula kita tahu bahwa apakah
negara tersebut maju, berkembang, atau tertinggal. Namun, pendidikan di
Indonesia pada saat ini dapat dikatakan tengah tertinggal dari negara-negara
lain. Guru di Indonesia hilang jiwa pendidiknya. Proses pendidikan hanya
sekedar menyampaikan materi agar siswa mampu menjawab soal-soal ujian. Selain
itu PPG: jalur instan Guru propesional, menunjukkan kredibilitas LPTK dan Eks
IKIP. Sehingga siapa saja lulusan S1 dapat menjadi guru dengan hanya menempuh
satu tahu untuk mendapatkan izin mengajar atau biasa disebut sertifikasi guru. Rendahnya
minat anak usia sekolah untuk membaca buku, dan masih banyak lagi permasalah
pendidikan yang melanda di Indonesia. Hal ini membuat Indonesia berada di
posisi kedua terbawah di bidang pendidikan.
Materi
yang disampaikan ditutup oleh sebuah kutipan dari Anies Rasyid Baswedan, Ph.D,
Menteri Pendidikan Dasar Menengah dan Kebudayaan.
“Mendidik
adalah tanggung jawab setiap orang Terdidik. Berarti juga, anak-anak yang tidak
terdidik di Republik ini adalah “Dosa” setiap orang terdidik yang dimiliki
Republik ini.”
Dilanjutkan dengan sesi pertanyaan yang disusul
dengan penyerahan souvenir untuk pemateri. Kemudian ada beberapa pengumuman
terkait penugasan dan barang bawaan yang mesti dibawa untuk PKMF-MIPA 2.
#PKMFMIPA2015_Taofik Hidayat_Matematika_Kelompok
5
#PKMFmenginspirasi
#PKMFmenginspirasi
Sumber resume ini saya ketahui dari :
Nurul
Hidayati : http://irsyad-6811.blogspot.com/2015/05/pkmf-1.html
Pra PKMF-MIPA : Urgensi Kaderisasi
Jakarta
(16/5) – Tepat pada hari Sabtu, tanggal 16 Mei 2015, mahasiswa FMIPA yang
mendaftar sebagai peserta Pelatihan
Kepemimpinan Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(PKMF-MIPA) mengikuti rangkaian
acara PKMF-MIPA, yaitu pra-PKMF. Pra PKMF-MIPA ini dilaksanakan di kampus timur
UNJ tepatnya gedung FMIPA ruang 1.6-1.7 yang berlangsung dari pukul
09.00-13.00.
Karena
ada sedikit kesalahan dari panitia, sehingga acara yang harusnya dimulai pukul
09.00 harus diundur menjadi pukul 09.40. Pukul 09.40 peserta melakukan presensi.
Acara yang dipandu oleh Muhammad Faik selaku panitia dimulai dengan pembacaan
basmallah dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Andri
Kosiret, kemudian dilanjut sambutan dari ketua pelaksana, perwakilan BEMF MIPA,
dan PR3 FMIPA. Pukul 10.00 acara inti dimulai, yaitu materi yang dibawakan oleh
Riza Fahlevi selaku ketua departemen dagri BEM UNJ. Materi yang dibawakannya
yaitu “Urgensi Kaderisasi”.
Berbicara
tentang kaderisasi, pasti yang terpikirkan yaitu sebuah organisasi. Kaderisasi merupakan
jantung bagi sebuah organisasi. Jantung yang memberikan atau mengalirkan
oksigen ke seluruh tubuh melalui darah, jika oksigen tidak mengalir bersama
darah maka yang terjadi adalah kematia. Begitupula dalam organisasi, jika
kaderisasinya tidak ada atau tidak berjalan, maka yang terjadi adalah kematian
dari organisasi tersebut. Kaderisasi adalah suatu proses pembentukan anggota
baru agar mampu melanjutkan eksistensi oraganisasi. Proses ini memerlukan 2
peran, yaitu pelaku dan objek atau sasaran.
Peran
kaderisasi dalam ruang lingkup organisasi kampus mencakup 5 bidang. Pertama
adalah screening, screening ini biasa dilakukan pada agenda MPA dan PKMJ. Kedua
adalah recruitment, biasanya dilakukan pada saat pendaftaran menjadi bagian
dari BEM. Ketiga adalah pembentukan, pembentukan biasanya sudah mulai bisa
dilihat pada pasca MPA. Keempat adalah pengembangan dan yang terakhir adalah
penjagaan.
Seorang
kader dalam organisasi harusnya orang yang mampu berinovasi. Hal ini digunakan
untuk melakukan penjagaan terhadap sasaran yang dikadernya karena tidak jarang
sasaran kader akan mudah pergi meninggalkan tanggung jawabnya di organisasi. Dengan
adanya inovasi dalam pengkaderan, maka setiap anggota organisasi akan merasa
tertarik untuk mengikuti semua rangkaian agenda di organisasinya kemudian mempu
memunculkan sifat loyal dari anggota kepada organisasi dan amanahnya.
Penjelasan
diatas merupakan ringkasan dari materi yang diberikan oleh pembicara. Pukul 12.00
peserta melaksanakan sholat dzuhur. Pukul 12.30 peserta kembali ke tempat acara
untuk melanjutkan rangkaian acara. Peserta melakukan kumpul kelompok bersama
fasilitator hingga pukul 12.50. Pukul 13.00 acara pra PKMF-MIPA ditutup dengan
membaca hamdallah.
“Keberhasilan suatu organisasi
dapat diukur dari kesuksesan dalam proses kaderisasinya”
#PKMFMIPA2015_Taofik Hidayat_Matematika_Kelompok 5
#PKMFMenginspirasi