Archive for Mei 2015
PKMF-MIPA 1 : Pendidikan Konteporer “Apa Kabar Pendidikan Indonesia ?”
Jakarta
- Sabtu (23/5), Pelatihan Kepemimpinan Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam 1 (PKMF-MIPA 1) dilaksanakan di ruang 3.6-3.7 gedung FMIPA,
kampus timur UNJ. Acara yang dipandu oleh ka Zidni dibuka dengan bacaan basmallah yang kemudian dilanjutkan
tilawah dari salah satu peserta PKMF-MIPA yaitu Muzakki Tamami (matematika 2014).
Sebelum memasuki acara utama yaitu penyampaian materi, peserta terleih dahulu
ditanya mengenai alas an mengapa mengikuti PKMF-MIPA.
Masuk
ke acara utama, materi kali ini disampaikan oleh ka Ferly Ferdiyant, S.E.
Materi kali ini bertemakan “Pendidikan Konteporer”. Pendidikan merupakan
karakter dan moralitas suatu bangsa, dari Pendidikan kita tahu kualitas Sumber
Daya Manusia sebuah Negara, dan dari Pendidikan pula kita tahu bahwa apakah
negara tersebut maju, berkembang, atau tertinggal. Namun, pendidikan di
Indonesia pada saat ini dapat dikatakan tengah tertinggal dari negara-negara
lain. Guru di Indonesia hilang jiwa pendidiknya. Proses pendidikan hanya
sekedar menyampaikan materi agar siswa mampu menjawab soal-soal ujian. Selain
itu PPG: jalur instan Guru propesional, menunjukkan kredibilitas LPTK dan Eks
IKIP. Sehingga siapa saja lulusan S1 dapat menjadi guru dengan hanya menempuh
satu tahu untuk mendapatkan izin mengajar atau biasa disebut sertifikasi guru. Rendahnya
minat anak usia sekolah untuk membaca buku, dan masih banyak lagi permasalah
pendidikan yang melanda di Indonesia. Hal ini membuat Indonesia berada di
posisi kedua terbawah di bidang pendidikan.
Materi
yang disampaikan ditutup oleh sebuah kutipan dari Anies Rasyid Baswedan, Ph.D,
Menteri Pendidikan Dasar Menengah dan Kebudayaan.
“Mendidik
adalah tanggung jawab setiap orang Terdidik. Berarti juga, anak-anak yang tidak
terdidik di Republik ini adalah “Dosa” setiap orang terdidik yang dimiliki
Republik ini.”
Dilanjutkan dengan sesi pertanyaan yang disusul
dengan penyerahan souvenir untuk pemateri. Kemudian ada beberapa pengumuman
terkait penugasan dan barang bawaan yang mesti dibawa untuk PKMF-MIPA 2.
#PKMFMIPA2015_Taofik Hidayat_Matematika_Kelompok
5
#PKMFmenginspirasi
#PKMFmenginspirasi
Sumber resume ini saya ketahui dari :
Nurul
Hidayati : http://irsyad-6811.blogspot.com/2015/05/pkmf-1.html
Pra PKMF-MIPA : Urgensi Kaderisasi
Jakarta
(16/5) – Tepat pada hari Sabtu, tanggal 16 Mei 2015, mahasiswa FMIPA yang
mendaftar sebagai peserta Pelatihan
Kepemimpinan Mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
(PKMF-MIPA) mengikuti rangkaian
acara PKMF-MIPA, yaitu pra-PKMF. Pra PKMF-MIPA ini dilaksanakan di kampus timur
UNJ tepatnya gedung FMIPA ruang 1.6-1.7 yang berlangsung dari pukul
09.00-13.00.
Karena
ada sedikit kesalahan dari panitia, sehingga acara yang harusnya dimulai pukul
09.00 harus diundur menjadi pukul 09.40. Pukul 09.40 peserta melakukan presensi.
Acara yang dipandu oleh Muhammad Faik selaku panitia dimulai dengan pembacaan
basmallah dan dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh Andri
Kosiret, kemudian dilanjut sambutan dari ketua pelaksana, perwakilan BEMF MIPA,
dan PR3 FMIPA. Pukul 10.00 acara inti dimulai, yaitu materi yang dibawakan oleh
Riza Fahlevi selaku ketua departemen dagri BEM UNJ. Materi yang dibawakannya
yaitu “Urgensi Kaderisasi”.
Berbicara
tentang kaderisasi, pasti yang terpikirkan yaitu sebuah organisasi. Kaderisasi merupakan
jantung bagi sebuah organisasi. Jantung yang memberikan atau mengalirkan
oksigen ke seluruh tubuh melalui darah, jika oksigen tidak mengalir bersama
darah maka yang terjadi adalah kematia. Begitupula dalam organisasi, jika
kaderisasinya tidak ada atau tidak berjalan, maka yang terjadi adalah kematian
dari organisasi tersebut. Kaderisasi adalah suatu proses pembentukan anggota
baru agar mampu melanjutkan eksistensi oraganisasi. Proses ini memerlukan 2
peran, yaitu pelaku dan objek atau sasaran.
Peran
kaderisasi dalam ruang lingkup organisasi kampus mencakup 5 bidang. Pertama
adalah screening, screening ini biasa dilakukan pada agenda MPA dan PKMJ. Kedua
adalah recruitment, biasanya dilakukan pada saat pendaftaran menjadi bagian
dari BEM. Ketiga adalah pembentukan, pembentukan biasanya sudah mulai bisa
dilihat pada pasca MPA. Keempat adalah pengembangan dan yang terakhir adalah
penjagaan.
Seorang
kader dalam organisasi harusnya orang yang mampu berinovasi. Hal ini digunakan
untuk melakukan penjagaan terhadap sasaran yang dikadernya karena tidak jarang
sasaran kader akan mudah pergi meninggalkan tanggung jawabnya di organisasi. Dengan
adanya inovasi dalam pengkaderan, maka setiap anggota organisasi akan merasa
tertarik untuk mengikuti semua rangkaian agenda di organisasinya kemudian mempu
memunculkan sifat loyal dari anggota kepada organisasi dan amanahnya.
Penjelasan
diatas merupakan ringkasan dari materi yang diberikan oleh pembicara. Pukul 12.00
peserta melaksanakan sholat dzuhur. Pukul 12.30 peserta kembali ke tempat acara
untuk melanjutkan rangkaian acara. Peserta melakukan kumpul kelompok bersama
fasilitator hingga pukul 12.50. Pukul 13.00 acara pra PKMF-MIPA ditutup dengan
membaca hamdallah.
“Keberhasilan suatu organisasi
dapat diukur dari kesuksesan dalam proses kaderisasinya”
#PKMFMIPA2015_Taofik Hidayat_Matematika_Kelompok 5
#PKMFMenginspirasi
SMK Juga Bisa !!!
Bismillah.
Universitas
Negeri, mungkin sebagian besar siswa SMA/SMK/MA sederajat sangat mengidamkan
untuk melanjutkan studinya ke universitas negeri. Statusnya sebagai Perguruan
Tinggi Negeri membuat para siswa berlomba-lomba untuk dapat duduk dan menajdi
bagian dari perguruan tinggi tersebut. Tidak hanya itu, kualitas pendidikan,
fasilitas yang diberikan, atau bahkan eksistensi membuat para siswa rela
menghabiskan masa liburnya untuk belajar agar mampu lolos menjadi mahasiswanya.
Sulit
memang bagi siswa SMA/MA untuk mempelajari materi-materi yang menjadi bahan
soal untuk seleksi masuk perguruan tinggi negeri atau saat ini disebut SBMPTN. Kemudian
bagaimana bagi siswa SMK ? bisa dibilang sangat sulit untuk mengerti
materi-materinya. Bagi siswa SMA/MA saja, tingkat kesulitan soal SBMPTN bisa
diibaratkan 5 kali lebih sulit dari UN SMA/MA. Bagi siswa SMK, soal UN siswa
SMA/MA saja bisa 5x lebih sulit daripada soal UN SMK, lalu bagaimana jika siswa
SMK ikut SBMPT ?
Tidak
adil, kalimat itu mungkin sempat terfikirkan oleh siswa SMK terkait materi yang
digunakan untuk soal SBMPTN. Namun perlu disadari bahwa semuanya sudah dibuat
seadil mungkin, lulusan SMK diprioritaskan untuk menjadi pekerja, wirausaha, programmer,
dan seterusnya sesuai jurusan yang diambil. Siswa SMK sudah dibekali ilmu untuk
itu. Sedangkan untuk siswa SMA/MA tidak diberikan ilmu terkait kejuruan, mereka
lebih diprioritaskan untuk memperdalam ilmunya di pergurun tinggi. Apakah siswa
SMK tidak boleh melanjutkan studinya di perguruan tinggi negeri ? Jelas boleh,
karena dalam UUD sendiri sudah dijelaskan bahwa seluruh rakyat Indonesia berhak
mendapatkan pendidikan. Lalu kenapa siswa SMK seolah-olah dilarang untuk masuk
perguruan tinggi, bisa dilihat dari sistem seleksinya lebih memproiraitaskan
untuk siswa SMA ? Sekali lagi coba dicermati bahwa siswa SMK lebih diprioritaskan
untuk menjadi seorang pegawai, programmer, teknisi an atau sejenisnya sesuai
jurusan yang dipilihnya.
Bagi
siswa SMK jangan pernah berkecil hati terkait masalah ini. Coba lihat diluar
sana, banyak mahasiswa PTN yang berasal dari SMK, termasuk saya salah satunya. Kalimat
tidak ada yang tidak mungkin ini
memang benar adanya. Bahkan banyak mahasiswa yang berasal dari SMK mampu
berprestasi di tempatnya melanjutkan studi. Rahasianya adalah berusaha
semaksimal mungkin, dibarengi dengan do’a. Keduanya harus berjalan dengan seimbang.
Jika kita gagal coba kita renungkan kembali. Ketika usaha kita sudah maksimal
mungkin do’a kita belum maksimal, ketika do’a kita sudah maksimal mungkin usaha
kita yang belum maksimal. KEEP HAMMASAH !!!! SMK BISA !!!